Hai, selamat pagi. Ini hari Rabu? Wah iya..
Kamu lagi nggak ada jadwal kuliah ya. Pasti bete deh di kosan. Nanti siang jadwalnya aku mengunjungimu bukan? Menghabiskan waktu berjam-jam yang rasanya hanya seperti beberapa menit. Sungguh! Aku pasti akan datang sekitar pukul 1, tunggu saja. Ya, setelah makan siang dan sholat dhuhur. Kita akan menghabiskan waktu bersama, bisa sampai malam atau sore saja.
Hari ini kita akan main kartu lagi kan?
Kamu masih sering kalah lho sama aku
Hari ini aku juga akan denger kamu nyanyi lagi kan?
Suka deh iseng bilang “jangan nyanyi dear, ntar aku nangis”
Atau hari ini kita akan main game saja?
“sabar sih, ntar pening laptopnya”
Kamu..
Ah, tapi sekarang aku benci hari ini. Mungkin sama seperti kamu membenciku. Aku sayang kamu, tapi kamu benci aku. Sial!
Kamu tahu tidak, sejak jumat malam yang bangsat itu, aku jadi susah sekali tidur. Sering aku mencoba mengetik sms, berniat mengirimnya ke nomormu. Sekedar say hello, tanya kabar, tanya hal nggak penting.. tapi selalu tidak jadi kukirim, hingga folder draft pesan di handphone-ku dipenuhi namamu. Aku juga masih menyimpan voice record ketika kamu nyanyi. Setiap nyoba dengerin, aku hanya bisa menarik napas dalam-dalam untuk bisa mengendalikan diri. Well, kau tau rasanya kan?
Jumat malam itu.. Arghh dear. Aku sampai malas mengingatnya! Apalagi ketika terakhir ngelihat punggungmu menjauh. Dadaku sesak bukan main hingga aku terpaksa menumpahkan semua isi perutku. Gokil. Meskipun kamu juga sempat membuat tulang punggungku remuk ketika kamu memelukku dari belakang, tapi anehnya aku justru merasa nyaman. Ah.. sudahlah, sekali lagi aku tidak mau mengingatnya. Apalagi soal perasaanku, bisa menghabiskan semalam suntuk untuk menceritakannya. Dan aku juga sedang tidak mood bercerita.
Lalu, kamu sedang apa sekarang?
Masih suka gerimis?
Masih suka malam?
Masih merasa seksi gara-gara berkuku panjang?
Ah iya.. aku belum sempat memotongnya, tapi kau sudah pergi saja..
Kamu dimana sih?